Rabu, 25 September 2019

Tanaman Hidroponik SAWI PAKCOY (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae)
















SAWI PAKCOY (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae)

Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang populer. Sayuran yang dikenal pula sebagai sawi sendok ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan. Kadang-kadang sawi ini juga disebut sawi hijau karena fungsinya mirip, meskipun sawi sendok lebih kaku teksturnya serta ukurannya cenderung lebih kecil dan meroset.
Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini. Sayuran ini biasanya digunakan dalam bahan sup atau penghias makanan.
Awalnya, sayuran ini sangat populer di kawasan Tiongkok namun kemudian menyebar ke berbagai negara salah satunya Indonesia sebagai bahan untuk membuat masakan yang lezat. Saat ini masakan yang berasal dari sayuran ini tidak hanya didominasi oleh warga yang berasal dari Tiongkok namun orang Indonesia dan negara lainnya juga mulai menyukainya mengingat lezat dan bermanfaatnya sayuran ini.
Bagi Anda yang sedang diet, pakcoy bisa jadi pilihan yang tepat. Pasalnya, setiap satu cangkir atau setara dengan 70 gram pakcoy hanya mengandung 9 kalori. Ini artinya, pakcoy mengandung rendah kalori sehingga dapat membantu menjaga berat badan Anda tetap stabil.
Dalam takaran yang sama, pakcoy juga mengandung zat gizi penting lainnya, yaitu:
  • 1 gram protein
  • 1,5 gram karbohidrat
  • 0,7 gram serat
  • 5 persen kalium
  • 62 persen vitamin A
  • 52 persen vitamin C
  • 7 persen kalsium
  • 5 persen vitamin B6
  • 3 persen magnesium
  • 3 persen zat besi
Dilihat dari kandungan gizinya, pakcoy mengandung tinggi vitamin A dan vitamin C. Kedua jenis vitamin ini berperan penting sebagai antioksidan dalam tubuh. Fungsi antioksidan itu sendiri adalah untuk melindungi sel-sel tubuh tetap sehat dan mencegah terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.
Karena itulah, pakcoy menempati peringkat keenam pada kategori buah dan sayuran padat yang gizi berdasarkan Aggregate Nutrient Density Index (ANDI), seperti dilansir dari Medical News Today.
Indeks tersebut tidak hanya menilai makanan berdasarkan kandungan vitamin dan mineralnya saja, tetapi juga dari kandungan fitokimia atau sejenis antioksidan. Ini artinya, nutrisi dan antioksidan di dalam pakcoy sudah tidak diragukan lagi.

Tanaman hias PURING (Codiaeum variegatum) Daun Berkhasiat Obat

  










PURING ( Codiaeum variegatum )

Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya "terputus-putus", dan sebagainya.
Puring cocok untuk ditanam di wilayah terbuka, walaupun tidak tertutup kemungkinan dijadikan tanaman hias di dalam ruangan.

Monika Andreastuti Kusumaningrum, Aziz Purwantoro, Rudi Hari Murti, dalam penelitian berjudul “Keragaman Molekuler Puring (Codiaeum variegatum (L.) Rumph. Ex A.Juss) dengan Penanda RAPD” yang dimuat dalam journal. ugm.ac.id, menyebutkan tanaman puring adalah tanaman hias yang memiliki nilai jual tinggi. Tanaman puring juga memiliki manfaat sebagai tanaman berkhasiat obat, bahkan dapat menyerap unsur timah hitam yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor (2,05 mg/lt).
Sejak puluhan tahun silam tanaman puring digunakan sebagai obat traditional di daerah Pasifik Selatan (kepulauan Fiji, Hawaii, dan Papua Nugini), seperti dapat dibaca di buku World Health Organization – Western Pacific Region, Medicinal Plants in Papua New Guinea  (app.who.int). Puring juga sejak lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional di beberapa daerah di Bangladesh. Puring dimanfaatkan untuk mengatasi demam, flu, penyakit kulit, diare, yang disebabkan oleh entamoeba histolyca, hingga penyakit menular seksual (gonore dan sifilis).
Situs Useful Tropical Plants, tropical.theferns.info, menyebutkan daun puring memiliki khasiat aborsi, antiamoeba, antibakteri, antikanker, antijamur, antioksidan, memperlancar menstruasi, pencahar, dan sedatif.
Rebusan daunnya digunakan dalam pengobatan diare. Jus daunnya digunakan untuk merangsang aliran menstruasi. Getah daunnya untuk mengobati gigitan ular. Getah daunnya, dicampur dengan santan, digunakan dalam pengobatan sifilis. Daun muda, dicampur dengan Pandanus macroieacceretia, santan dan getah akar Areca catechu, digunakan dalam pengobatan gonore.
Cairan hijau dari rebusan daun digunakan sebagai obat demam. Getah dari daun atau kulit kayu  digunakan untuk mengobati luka dan infeksi jamur.
Rebusan akar digunakan dalam pengobatan lambung. Akarnya, dicampur dengan buah pinang (Areca catechu) dimanfaatkan sebagai obat sakit perut dan obat sementara  sakit gigi.
Penelitian telah menunjukkan daun dan tunas puring kaya akan alkaloid, cardiac glycoside, saponin, tanin, cardenolides, flavonoid, steroid, dan phyllates.
Skrining fitokimia dari enam kultivar menunjukkan konstituen bioaktif yang termasuk alkaloid, antrakuinon, flavonoid, terpen, steroid, fenol, saponin, tanin, phlobatannin, dan cardenolide, yang menunjukkan khasiat sebagai antibakteri, antiamoeba, dan antijamur.
Dalam sebuah studi, dari 55 tanaman obat tradisional di Kamerun, hanya ekstrak daun spesies ini yang menunjukkan aktivitas antiamoeba yang lebih jelas daripada pengobatan konvensional metronidazole, yang banyak diresepkan di beberapa negara termasuk Indonesia.
Sebuah penelitian menunjukkan lateks memiliki aktivitas moluskisidal, mematikan bagi siput air tawar.
Pemerian Botani
Mengutip dari Wikipedia, puring adalah kerabat jauh singkong dan kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan getah berwarna putih, pekat dan lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae. Nama ilmiahnya Codiaeum variegatum, (L.) A.Juss. Buku keluaran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan nama binomialnya Codiaeum variegatum (L.) Blume.
Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini dikenal dengan nama garden croton, variegated croton, atau cukup croton.
Mengutip dari Wikipedia, puring adalah tumbuhan asli Indonesia, Malaysia, Australia, dan bagian barat wilayah kepulauan di Samudra Pasifik. Biasanya tumbuh di hutan dan semak belukar.
Di daerah penyebarannya di wilayah kepulauan di Samudra Pasifik, puring dikenal dengan berbagai nama lokal, yakni kai (Manus Island),  tubuloko (Koulupu, Central Province), marmara (Madine, New Ireland), baba’a (Vanapa, Central Province), simpika (Kieta, North Solomons Province), dan babaka (Alotau, Milne Bay).
Muzayyinah, pada 2002 (Program Studi Biologi, Jur PMIPA, FKIP Univ Sebelas Maret Surakarta), menyebutkan puring merupakan tanaman menahun berupa perdu, dengan tinggi antara 1-3,5 m. Batangnya bercabang banyak, bulat berkayu, berkulit tipis kehijuan pada waktu muda dan kecokelatan setelah tua. Permukaan kulitnya kasar terdapat seperti bekas tangkai daun.
Daunnya tunggal, berseling, dengan tangkai daun membulat. Bentuk daunnya beragam, mulai dari lanset, bulat, bundar telur, bulat panjang, mengipas, menombak, segitiga, keriting, dengan permukaan mengkilap dan licin. Panjang daun 10-35 cm. Warnanya beragam: putih, kekuningan, hijau, merah kecokelatan, atau campuran dari warna-warna tersebut.
Bunganya berkelamin tunggal, menandan, keluar dari ketiak. Bunga jantan biasanya terdapat di bagIan bawah, panjang 25-35 em, terdiri atas 14-16 ruas, tiap ruas tersusun 3 bunga namun 2 mereduksi. Kelopak bunga 5, membulat, panjang 1-3 mm, mahkota 5, mengecil. Benang sari 20-40. Bunga betina membuyung; dasar bunga melokos, putik memanjang berbentuk belalai, panjang 2-5 mm.
Buah berbentuk kapsul, 7x9 mm. Biji oval, dengan permukaan biji licin, jumlah biji dalam bakal buah kadang-kadang hanya satu.
Tercatat ada ratusan kultivar di dalam jenis tumbuhan ini. Kultivar yang populer di antaranya Spirale yang sesuai namanya berdaun spiral dengan paduan warna merah dan hijau, kultivar Andreanum yang memiliki daun lebar berwarna kuning dengan urat dan tepi daun berwarna keemasan, Majesticum yang memiliki cabang-cabang menggantung dengan urat-urat daun kuning kemerahan,  dan kultivar Aureo-maculatum yang daunnya berbintik-biktik kuning.
Kandungan dan Khasiat  
Seperti keluarga Euphorbiaceae, getah tumbuhan ini dapat menyebabkan luka pada kulit. Kulit batang, akar, getah, dan daun puring beracun. Mengutip dari Wikipedia, racun dalam tumbuhan puring dikarenakan kandungan kimia 5-deoxyingenol.Tumbuhan ini juga memiliki kandungan minyak yang sangat berkhasiat sebagai pencahar, seperti dapat dibaca di karya ilmiah “Cultivars of Codiaeum variegatum (L.) Blume (Euphorbiaceae) show variability in phytochemical and cytological characteristics" yang dimuat dalam African Journal of Biotechnology (2007).
Situs Nova Scotia Museum, novascotia.ca,  memasukkan puring ke dalam daftar tumbuhan beracun. Biji puring hendaknya dijauhkan dari anak-anak.
K Olusola Ogunwenmo, Oluwatoni A Idowu, Chukwudi Innocent, Edward B Esan, dan Olatunji A Oyelana “Cultivars of Codiaeum variegatum (L.) Blume (Euphorbiaceae) show variability in phytochemical and cytological characteristics” (Babcock University, Ilishan-Remo, Ikeja, Lagos, Nigeria, 2007) meneliti kandungan kimiawi beberapa kultivar puring.  
Dalam perjalanan evolusi, tumbuhan mengembangkan pertahanan kimiawi untuk menangkal serangan. Fitokemikal itu akan melindungi manusia terhadap patogen sebagai obat antimikroba. Kenyataan itu yang mendasari penelitian kandungan kimiawi dan sitologi enam kultivar dari Codiaeum variegatum (Spirale, Royal, Broad Spotted Guinea, Punctatum, Sunray, dan Royal-like) untuk mengeksplorasi potensi khasiat terapi, nilai-nilai kandungan, dan variabilitasnya.
Tumbuhan ini relatif kaya alkaloid, cardiac glycoside, saponin, tanin, cardenolides, steroid, dan phyllates. Juga dijumpai flavonoid, phlobatannins, fenol, dan antrakuinon, dalam enam kultivar itu.
Secara keseluruhan, alkaloid yang paling berlimpah dengan rata-rata kandungan tertinggi 1,46 persen terdapat di dalam kultivar 'Royal', sementara flavonoid dan antrakuinon, 0,002 persen dan 0,003 persen, dijumpai di 'Sunray' dan 'Royal-like'.

Seledri (Apium graveolens L.)



Apium graveolens L. 

Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.


Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan. salman Tua telah menuliskannya sejak awal penanggalan modern. Linnaeus mendeskripsikannya pertama kali dalam edisi pertama Species Plantarum. Ia memasukkan seledri dalam suku Umbelliferae, yang sekarang dinamakan Apiaceae (suku adas-adasan).
Seledri adalah terna kecil, kurang dari 1m tingginya. Daun tersusun gemuk dengan tangkai pendek. Tangkai ini pada kultivar tertentu dapat sangat besar dan dijual sebagai sayuran terpisah dari emaknya. Batangnya biasanya sangat bantet. Pada kelompok budidaya tertentu membesar membentuk umbi, yang juga dapat dimakan. Bunganya tersusun majemuk berkarang. Buahnya kecil-kecil berwarna coklat gelap.

Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan:
  • Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens Kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
  • Seledri tangkai (A. graveolens Kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
Seledri umbi (A. graveolens Kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.

Senin, 02 September 2019

SEJARAH GREEN HOUSE 02/07 My Darling


A. Asal MulaTerbentuknya Green House 02/07 My Darling

     Sebelum Green House terbentuk seperti sekarang ini diawali dengan adanya perlombaan kebersihan dan penghijauan ditingkat RT yang diadakan oleh pemerintah kota Surabaya yang bernama Green And Clien (SGC) pada tahun 2017, kebetulan warga pulosari RT 02 RW 07 ditunjuk dari pihak kelurahan, dari pihak kelurahan meyakini bahwa warga Pulosari IIIK RT 02 RW 07 Kelurahan Gunungsari Kecamatan Dukuh Pakis mampu untuk ikut serta dan berpartispasi dalam hal ini mengikuti lomba SGC pada tahun 2017 yang merupakan program Wali Kota Surabaya untuk menjadikan Kota Surabaya menjadi Hijau indah, Asri dan lebih maju, semangat gotong royong yang tinggi guna untuk menjadikan Surabaya yang lebih maju dan jauh dari polusi udara, pada saat itu kegiatan warga pulosari IIIK di pusatkan di Pendopo SARWO GUNO yang merupakan salah satu pendopo yang di bangga-banggakan oleh warga Pulosari IIIK RT:02, RW:07 Gunungsari kecamatan Dukuh Pakis.

     Pendopo SARWO GUNO sangat berguna dan bermanfaat sekali, selama mempersiapkan SGC semua kegiatan di pusatkan di pendopo tersebut mulai dari pengarahan tentang kebersihan dan keindahan lingkungan, cara pembibitan tanaman, pembibitan perikanan dan sampai dengan bagaimana cara membuat ketrampilan dari daur ulang sampah serta bagaimana cara membedakan dan memfungsikan sampah kering dan sampah basah.

     Pendopo SARWO GUNO terletak di tengah-tengah kampung Pulosari IIIK RT:02 RW:07 letaknya yang sangat strategis di tengah-tengah kota dengan dataran tinggi dan merupakan lahan Vasum milik RT:02 yang sebelumnya merupakan tempat yang kumuh dan kotor karena di tumbuhi pohon pisang dan dibuat membuang sampah oleh warga sekitar pendopo SARWO GUNO, dikarenakan ke gigihan dan kerja keras pengurus dan sesepuh warga Pulosari IIIK sebelumnya akhirnya terbangunlah sebuah pendopo yang di namakan PENDOPO SARWO GUNO yang artinya Suatu tempat yang dapat digunakan untuk suatu kegiatan warga setempat dengan rasa damai, tentram dan aman sehingga terwujud suatu kegiatan yang positif dan sempurna sesuai dengan harapan bersama yang diresmikan pada tanggal 11 November 2017.

 
 Pada kesempatan di SGC (Surabaya Green And Clien) ini antusias dan kekompakan warga Pulosari IIIK sangat luarbiasa dalam melakukan segala hal terutama mengenai penghijauan dan keindahan dengan menata tanaman hias didepan rumah masing-masing, beberapa warga ada yang mengadakan pembibitan tanaman dan sayuran, membersihkan selokan yang tersumbat secara gotong royong membuat inovasi-inovasi baru dan mengolah air limbah dengan cara menggunakan Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang diambilkan dari air selokan yang berada disamping pendopo SARWO GUNO. IPAL sangat bermanfaat untuk menyirami semua tanaman di kanan kiri pendopo dan juga sebagian tanaman warga sekitar pendopo, disamping itu juga warga Pulosari IIIK RT 02 RW 07 membentuk Bank Sampah yang sangat berguna sekali, dengan adanya Bank Sampah ini diharapkan volume sampah yang ada di Kampung Pulosari IIIK setidaknya akan berkurang, warga sudah mulai paham dan mengerti akan arti sebuah sampah, sebelum sampah rumah tangga di buang, sampah dipilah terlebih dahulu sebelum di buang ke bak sampah. Bank Sampah ini sifatnya untuk kesejahteraan dan kebersamaan, karena hasil dari sampah tersebut akan dikembalikan lagi kewarga pada saat ada kegiatan di kampong tersebut, bank sampah ini di namakan Bank Sampah PUCUK MERAH 02/07 dengan ketua Ibu Sulistiowati.


     Kegiatan warga waktu itu sangat meriah dan antusias dan warga sangat kompak saling bantu membantu dan kerjasama yang luar biasa. Pada saat pelaksanaan lomba SGC berlangsung kondisi dan situasi kampung Pulosari sangat bersih, indah, hijau, sejuk dan aman serta dihiasi dengan warna warni lampu dan lukisan di jalan, dinding rumah yang dilakukan oleh warga dan Karang taruna, walaupun udara waktu itu sangat panas sekali akan tetapi udara yang dirasakan sangat sejuk dikarenakan banyaknya tanaman hias didepan rumah masing-masing warga Pulosari dan pohon berbuah yang di tanam di Pot-pot besar (Tabulampot) disepanjang jalan sehingga situasi Kampung menjadi seperti pedesaan dilereng gunung padahal letak Pulosari berada di tengah-tengah perkotaan yang dipenuhi gedung-gedung tinggi.


     Pada kesempatan pertama lomba SGC kampung Pulosari IIIK RT 02 RW 07 mendapat predikat kampung merdeka dari sampah dan kampung semangat gotong royong, warga Pulosari IIIK sangat bahagia dan gembira waktu itu.
Kegiatan perlombaan SGC sudah selesai merupakan kebanggaan tersendiri dan hampir dirasakan setiap warga pulosari 02/07 atas keberhasilan yang sudah diraih akan tetapi semangat dan kepedulian warga pulosari semakin tinggi dan sangat antusias sekali, seakan akan masih kurang puas dengan apa yang sudah di raih dalam lomba SGC tingkat kota Surabaya. Tercapai sudah apa yang selama ini didamba-dambakan oleh warga pulosari hampir setiap malam warga pulosari khususnya dari bapak –bapak selalu bermusyawarah di pendopo SARWO GUNO guna meningkatkan dan mengembangkan apa yang sudah di raih ibarat meraih itu lebih mudah akan tetapi mempertahankan dan meningkatkan itu yang tidaklah mudah.



B. TERBENTUKNYA GREEN HOUSE My Darling 02/07

     Geografis wilayah kampung Pulosari yang sangat strategis dan merupakan dataran tinggi yang terletak di wilayah kelurahan Gunungsari kecamatan Dukuh Pakis Surabaya. Setelah kegiatan perlombaan SGC selesai kepedulian warga masih tetap dan meningkat dan dibantu dengan pihak-pihak terkait sehingga warga pulosari IIIK terpacu untuk berkembang dalam hal penghijauan dan kebersihan terutama mengenai bank sampah yang sudah mengantar kampung pulosari menjadi juara Program Wali Kota Surabaya, dikarenakan bank sampah membutuhkan tempat yang luas kader lingkungan dan beberapa elemen Masyarakat selalu bermusyawarah bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Dengan seringnya melaksanakan musyawarah dan koordinasi bersama akhirnya di temukan titik terang bahwa di wilayah pulosari bagian atas ada sebuah rumah dengan lahan kosong dan ditumbuhi semak belukar, sudah lama tidak terawat rumah tersebut tidak berpenghuni dan sudah di jual kepada pengusaha. Dari rumah kosong tersebut ada salah satu pengurus Bank Sampah PUCUK MERAH menghubungi pemilik rumah untuk minta ijin bahwa rumah dan lahan tersebut ijin untuk digunakan bank sampah warga Pulosari IIIK dan sekaligus sebagai tempat penyimpanan hasil penampungan sampah kering, pembibitan penghijauan, pembibitan dan pengolahan ikan

 
 warga Pulosari IIIK. Syukur Alhamdulillah pemilik rumah tersebut melewati orang kepercayaannya warga pulosari di ijinkan untuk menggunakan lahan tersebut untuk pengolahan bank sampah, pembibitan penghijauan dan budidaya ikan yang bertujuan untuk meningkatkan dan meringankan beban perekonomian di kelurahan gunungsari khususnya warga Pulosari IIIK, disamping itu agar rumah yang kosong tidak cepat rusak dan kotor, dari bank sampah tersebut kegiatan warga IIIK semakin berkembang dan meningkat banyak ide-ide yang selama ini terpendam disalurkan di lokasi bank sampah mengenai kerajinan tangan, pembibitan tanaman dan pengolahan ikan lele, Nila merah juga semakin meningkat sehingga tempat tersebut menjadi indah, hijau dan asri. Dari situ hampir tiap malam warga pulosari melaksanakan pembenahan-pembenahan dan selalu berkoordinasi untuk kemajuan bersama sehingga wilayah pulosari IIIK menjadi Asri, indah dan hijau di samping itu situasi kampung pulosari IIIK menjadi aman dikarenakan hampir tiap malam warga pulosari berada dilokasi bank sampah yang letaknya di ujung kampung dekat gapura Pulosari IIIK.


     Kegiatan warga pulosari terutama yang peduli dengan kebersihan dan keindahan di tambah Kader lingkungan bapak Dwi Saptoadi dan Fasilisator Kelurahan Gunungsari bapak Tri Junaidi dibantu dengan KIM kota Surabaya bapak Tasrip Hakim yang sangat proaktif hampir tiap malam berkoordinasi dan berbenah lingkungan terutama jalan akses Pulosari dan sekitar tempat yang digunakan Bank sampah mulai dari pembibitan tanaman hias, tanaman sayur mayur dan pengolahan ikan lele dan ikan nila.


     Dengan seringnya warga Pulosari bermusyawarah dan berkoordinasi hampir tiap malam, sepakat untuk berbenah dan menghijaukan kampung Pulosari dan di area tempat yang di gunakan bank sampah PUCUK MERAH.

    Kader lingkungan dibantu dengan sebagian Warga pulosari setiap sore apalagi hari sabtu dan minggu selalu membenahi area bank sampah sehingga bank sampah tampak indah dan asri seperti hutan ditengah tengah kota Surabaya sebagaimana himbauan dan program ibu Wali Kota Surabaya, kita akan sangat betah apabila sudah masuk area bank sampah suasananya indah, sejuk, bersih dan hijau. Dengan seiringnya waktu rupanya Kader Lingkungan Kampung Pulosari IIIK RT 02 RW 07 tampak bersemangat untuk meningkatkan dan mengembangkan area bank sampah untuk menjadikan area penghijauan dan pembibitan baik itu tanaman atau perikanan bilamana warga membutuhkan langsung siap pakai, semangat gotong royong, saling bantu membantu dan sikap rukun seduluran selawase rupanya tidak terasa sudah mulai tertanam disetiap warga Pulosari IIIK.





     Bank sampah Pucuk merah sangat indah bila kita lihat dari dalam ataupun dari luar, beberapa ide sudah di laksanakan oleh Kader Lingkungan, oleh karena area bank sampah suasanaya sejuk, hijau dan asri timbullah suatu gagasan atau ide dari beberapa warga yang peduli lingkungan bahwa selain keberadaan bank sampah area ini juga cocok dijadikan area rumah penghijauan atau Green House dengan kesepakatan bersama akhirnya dibentuklah suatu kelompok/Komunitas yang dinamakan GREEN HOUSE My Darling 02/07 (Rumah Hijau Masyarakat Sadar Lingkungan 02/07), dengan beranggotakan 12 orang kader dan dibina oleh bapak Heru SP dengan ketua kelompok Green House bapak Joko Sumarsono , meskipin area Green House terletak di RT 02 RW 07 untuk keanggotan warga Green House tidak terpaku harus warga Pulosari IIIK saja, diluar Pulosari juga diperbolehkan dengan syarat-syarat yang

     sudah disepakati bersama dan wajib cinta terhadap kebersihan lingkungan dengan harapan akan tercipta kerukunan dan keharmonisan (rukun sak lawase) demi lingkungan yang bersih, indah, nyaman dan asri menuju Kota Surabaya yang lebih maju dan makmur dengan udara yang bersih dan bebas polusi serta membudidayakan bercocok tanam dalam kota.

     Dengan adanya Green House My Darling 02/07 Kader lingkungan dan kelompok My Darling 02/07 mulai menujukkan aksinya tampak aktivitas-aktivitas yang dilakukan Kader Lingkungan dan kelompok Green House My Darling 02/07, banyak yang dilakukan kelompok tersebut hampir tiap hari melakukan pembenahan lingkungan dan meningkatkan penghijauan demi menuju kampung hijau dalam kota sesuai Program Ibu Wali Kota Surabaya.


     
Aktivitas Green House My Darling dilakukan setiap siang dan malam hari tanpa mengganggu aktivitas kerja asing-masing kader Gren House semua sudah tau akan tugas masing masing semoga kedepan Green house My Darling akan lebih maju dan dikenal sehingga kampng pulosari mempunyai ikon yang bersih, indah, hijau dan asri. Green House akan digunakan sebagi tempat pembibitan penghijauan meliputi tanaman hias, tabulampot, tanaman obat-obatan (toga) dan tanaman hidroponik yang dapat di manfaatkan khusunya warga Pulosari pada umumnya kelurahan Gunungsari dan sekitarnya, aktivitas-aktivitas sampai sekarang tetap dilaksanakan secara rutinitas demi kemajuan dan peningkatan kebersihan dan keindahan kampung pulosari IIIK dengan semangat gotong royong, seduluran selawase demi mewujudkan hutan dalam kota dan menuju Kota surabaya yang lebih maju dan indah.






Karya:
Heru SP
Pembina Green House My Darling02/07,
10 Agustus 2019




Tanaman Hidroponik SAWI PAKCOY (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae)

SAWI PAKCOY (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) Pakcoy  atau  bok choy  ( Brassica ra...